Wednesday, April 22, 2009

Bagaimana Cara Mengetahui Kedudukan Manusia diSisi Allah ?


Orang yang tergolong ‘ammah yaitu bisa dilihat dari tindakan amalnya halal apa haram, ta’at apa maksiat. Dan orang-orang ‘ammah itu bisa diukur dari amalnya, dan mereka bisa memahami bahwa besok hari itu saya celaka apa bahagia, mereka beramal tapi dalam fikirannya apa nanti dihari akhirat saya ini neraka apa syurga? Hal-hal itu bisa diketahui kedudukan kita didunia, kalau seandainya apa-apa didunia ini yang kita lakukan semata-mata hanya mencari keridhoan Allah maka kita akan bisa masuk syurga yaitu mengerjakan apa yang diperintah Allah dan meninggalkan apa yang dilarang Allah. Contohnya didalam hadis diceritakan bahwa “ man kana lahu mallun faltashodaq bimalli waman kana lahu ‘ilmu fatashodaq bi’ilmi, wa man kana lahu quwatun fatashodaq biquwati” kesimpulannya ibadah sesuai dengan kemampuanya dan barang siapa yang melakukan semata-mata hanya mencari kerihoan Allah, ingsyaAllah menjadi ahli sa’adah (bahagia). Dan sebaliknya kalau melakukan hal-hal yang tidak diridhoai Allah maka jelas nanti jadi ahli celaka.
Orang yang tergolong khosoh terbagi menjadi dua muqorrobun (orang yang dekat dengan Allah) dan abror (kedudukannya masih dekat dengan golongan ‘ammah tetapi ibadahnya banyak dan bertujuan kesalamatan dari celaka dan bertujuan masuk syurga) tetapi ibadahnya kebanyakannya ibadah lahiriyah seperti membaca qur’an, sholat berjamaah. Sedang yang muqorubun termasuk mukhibbin (yang suka dengan Allah) dan ‘arifin ( orang ahli ma’rifat) dan kebanyakan ibadahnya tidak kelihatan, kebanyakan ibadah hati seperti ikhlas, tawadu’, qona’ah dan lain sebagainya. Dan orang-orang yang ibadah bertujuan untuk kepentingan dunia termasuk golongan halikin (orang-orang yang rusak) atau gofilin (orang yang lupa dengan Allah).
Sedang orang yang termasuk golongan mukasyafah maka mereka berkat ibadahnya yang tulus akan diberikan kelebihan bias mendengar suara-suara gaib atau penglihatan alam-alam gaib karena sudah dibuka mata batinnya, seperti alam gaib jabarut termasuk alam barjah, alam kubur yaitu alam yang dimana didalamnya penghuninya bisa melihat alam syahadah atau alam dunia umumnya penghuni alam ini alam jin, yang kedua alam gaib malakut yaitu alam arwah-arwah manusia yang telah meninggal, yang termasuk orang-orang sholihin, para malaikat.
Untuk mengetahui derajat kita disisi Allah bisa diketahui dengan melihat pada diri kita, bahwa kedudukan Allah dihati kita, sandainya kedudukan allah didalam hati kita Agung, segala sesuatu yang kita kerjakan semata-mata karena Allah tidak ada yang lain maka ingsya Allah kita termasuk orang-orang yang muqorobun, didalam hadis diceritakan “man qola “Laa ilaaha Ilallah” kholisan minqolbihi wa maddaha bitaqwim gofarallahu lahu arba’ata alafin danbi minal kabair”. barang siapa yang mengucapkan lafad laa ilaaha illallah ihlas didalam hatinya dan membacanya dengan panjang maka diampuni baginya empat ratus ribu dosa-dosa besar. Sebaliknya kalau segala-gala yang kita kerjakan tidak semata-mata karena Allah maka ketahuilah kedudukan kita disisi Allah juga rendah karena kedudukan Allah dihati kita kalah dengan kepentingan-kepentingan dunia, maka kita termasuk golongan orang-orang celaka.
Diceritakan fudail bin ‘iyat RA, berkata “sesungguhnya seorang hamba dapat melakukan taat beribadah kepada allah itu hanya menurut kedudukannya disisi Allah atau perasaan imannya terhadap Allah, atau kedudukan Allah didalam hatinya”. Disini bisa mengukur nilai ibadah seseorang apa lemah atau kuat, bisa dilihat dari kedudukan Allah dihati manusia itu sendiri, atau dilihat dari kedudukan iman kita kepada Allah. Juga wahab bin munabih berkata “saya telah membaca kitab-kitab Allah yang terdahulu, ditemukan bacaan “wahai anak adam taatilah perintahKu dan jangan engkau beritahukan kepadaKu apa yang jadi kebutuhanmu, yakni engkau jangan mengajari Aku apakah yang paling baik bagimu sesungguhnya Aku sudah mengetahui kepentingan hambaKu, Aku memuliakan siapa yang patuh pada perintahKu dan menghinakan kepada siapa yang meremehkan perintahKu aku tidak menghiraukan kepentingan hambaKu sehingga hambaKu mau memperhatikan hakKu”. Dari perkataan dua orang sholihin ini kita bias berkesimpulan bahwa segala sesuatu kita harus memperhatikan segala perintah Allah sehingga Allah akan memperhatikan kondisi kita, kebutuhan kita dan harapan kita maka orang-orang sholeh dahulu setiap berdoa “inna khaliy takfika ‘an sualiy” Ya Allah sesungguhnya kondisiku cukup untuk menjadi permohonanku.

No comments:

Post a Comment