Thursday, February 12, 2009

Kepasrahan


Seseorang yang lalai dalam tauhidnya bahwa segala sesuatu itu berjalan menurut taqdir Allah, maka jika pagi hari dia bangun, memikirkan apakah yang harus dikerjaan? sedang orang yang sempurna akal dan taukhidnya dia akan memikirkan apakah yang akan ditaqdirkan oleh Allah baginya hari itu. Tauhid ada beberapa macam yaitu tauhid dzati adalah meyakinkan bahwa dzat Allah itu hanya satu, artinya dzat Allah itu tidak tersusun dari bagian-bagian dan tidak ada dzat lain seperti dzat Allah. tauhid sifati yaitu meyakinkan bahwa sifat Allah hanya satu, artinya Allah itu tidak mempunya dua sifat yang sama nama dan maknanya dan tidak ada sifat dzat lain yang seperti sifat Allah, padahal Allah mempunyai sifat wajib dan mukhal 20 maksudnya bahwa Allah tidak mempunyai dua sifat yang sama nama dan maknanya misalnya wujud 2, qodrat 2 dan lain-lain. Jadi Allah membuat manusia binatang tumbuh-tumbuhan dan semua organ-organnya menggunakan qodrat satu, ilmu satu, tidak seperti manusia membuat sesuatu menggunakan ilmu sendiri seperti kesehatan dengan ilmu kedokteran, menanam dengan ilmu pertanian dan lain-lain. tauhid fi’li yaitu meyakinkan bahwa semua perbuatan hamba hanyalah ciptaan Allah sendiri, artinya perbuatan manusia itu ada yang disebut ikhtiariun yaitu perbuatan yang bias dilakukan dan bias dihindari misalnya sholat bias dikerjakan dan meniggalkannya juga bisa. Ada juga fi’lun idhtirory yaitu pekerjaan yang hanya bias terjadi tetapi tidak bias dihindari contohnya pekerjaan orang yang kena syaraf misalkan orang kena penyakit struk ketika syarafnya mati tidak bias dihindari kecuali dengan diobatin. Jadi semuanya yang terjadi itu ciptaan Allah sesuai dengan qhodo dan qhodar “la yusibana illa makataballahu lana”. Dan orang yang ‘aqil itu pasti mengerti tentang itu semuanya sedang orang yang ghofil pasti tidak mengerti. Jadi segala sesuatu pekerjaan manusia (adat) yang diyakini termasuk syirik.
Ghofil adalah orang yang lupa dengan tauhid (tauhid fi’li yaitu sesuatu yang diperbuat manusia itu semuanya ciptaan Allah menurut qhodo dan qhodar). Sedang ‘Aqil adalah orang yang mengerti tentang segala perbuatan manusia itu ciptaan Allah sesuai dengan qhodo dan qhodar. Ada sebuah cerita perdebatan antara imam ghozali (sunni) dengan imam zamakhsyari (mu’tazila), tentang masalah aqidah, kata imam ghozali “segala perbutan manusia diciptakan Allah” sedang pendapat imam zamakhsyari “segala perbuatan manusia diciptakan manusia itu sendiri” semuanya sama-sama kuat perdebatannya akhirnya imam ghozali berdo’a, “ya Allah tolong berilah jalan kebenernya” kemudian zamakhsyari akhirnya sadar akan pendapatnya. Dan imam ghozali dapat petunjuk agar putrinya imam ghozali yang bernama fatimah dikawinkan dengan syekh zamakhsyari, kemudian imam ghozali datang ke imam zamakhsyari untuk menyampaikan niatnya mengawinkan putrinya untuk zamakhsyari padahal zamakhsyari ketika itu sudah tua, setelah dikawinkan ketika malam pertama karena fatimah masih muda maka meminta pelayanan yang lebih padahal sudah 2 kali meminta bersetubuh tetapi karena beliau sudah tua jadi tidak kuat lagi, akhirnya syekh zamakhsyari menyadari bahwa perbuatan manusia walaupun keinginan kuat tapi tetap tidak bisa dikerjakan, jadi semuanya ciptaan Allah.
Didalam kitab sifatul aulia wa marodhifatul akhwalu tasfiyah karangan syekh abul qoshim Abdurrahman asyukri dan musnadnya ayub bin bishr attoliqoni diceritakan dari temannya bahwa saya melihat lelaki yang tidak membawa apa-apa berjalan di tengah-tengah padang pasir, kemudian saya deketin dan bertanya “ya rokhimakumullah, mau kemana?” dijawab “tidak tahu” kemudian di Tanya lagi “apakah kamu pernah melihat seseorang menuju satu tempat tetapi tidak dia tidak tahu?” dijawab “ada” siapa? “saya sendiri” kemudian ditanya lagi “niat kamu kemana?” dijawab “niat saya kemekkah” tetapi kok ditanya tidak tahu, dijawab beliau “saya sering bertujuan ke mekkah tetapi sampenya ditursus” kemudian ditanya “dimana perbekalan kamu?” jawab “tidak tahu” akhirnya jengkel kemudian bertanya “kenapa kamu setiap ditanya tidak tahu?” dijawab “suatu saat saya dibuat Allah saya jadi orang mulya, terkadang saya jadi orang hina” kemudian bertanya lagi “siapakah yang berbuat?” dijawab “Allah” bertanya lagi “tolong jelaskan semuanya” dijawab “ kita itu semuanya ditahan Allah pada siang hari kemudian malam hari saya menginap dikampung kemudian orang-orang kampung mengatakan saya maling setelah saya sholat isya malam-malam dimasjid tetapi kata orang-orang dikirain saya tidur dimasjid akhirnya diusir, kemudian saya bertanya saya nginep dimana? Dijawab orang-orang tersebut disuruh tidur dikuburan, kemudian pagi-pagi saya berjalan tidak tahu arah kemudian malam saya menginep dikampung lain lagi, da orang-orang kampung mengatakan bahwa saya adalah orang juhud akhirnya say jadi rebutan untuk meminta tinggal dan nginep dirumah masing-masing, setelah sholat isya ada seseorang meminta singgah dirumahnya dan dijamu dengan segala makanan dan tempat tidur yang megah, kemudian pagi-pagi aku tetap dimulyakan” kemudian ditanya oleh temennya ayub lagi “kamu kalau masuk bagdad mampirlah kerumah saya”
Kemudian selang beberapa waktu dia melihat ada seseorang duduk didepan rumah temennya ayub itu, pas dilihat ternyata orang yang bertemu dipadang pasir itu, kemudian dipersilahkan masuk, kemudian bertanya “apakah yang diperbuat Allah setelah pisah dengan aku dipadang pasir” dijawab “ku dipukuli orang karena aku diteriakin pencuri” kemudian dia bercerita “suatu saat saya diberikan lebih oleh Allah, saya melewati perkebunan, dan saya melihat ada buah-buahan yang sudah busuk dan masih bagus, akhirnya aku makan buah yang busuk, kemudian diteriakin maling oleh sipemilik kebun, akhirnya saya dipukulin, kemudian dating sipenunggang kuda dan memukul sipemilik kebun dan dia berkata beliau orang jahid bukan maling, itulah yang dperbuat Allah kepada saya” jadi orang yang ‘arif tidak mempunya tadbir yaitu sesuatu perencanana yang akan diperbuat setiap harinya atau target yang ingin dicapai. Jadi semuanya dipasrahkan kepada Allah.
Abu madyan berkata “ usahakan dengan sungguh-sungguh bila dapat, supaya hatimu setiap pagi dan sore memasrahkan bulat-bulat kepada Allah, semoga Allah melihat kepadamu dengan pandangan rahmatNya niscaya kamu termasuk bahagia dunia akhirat, siapa yang melihat Allah, yaitu apapun yang terjadi semata-mata ciptaan Allah. Jadi kapan ada persoalan hidup baik persoalan rumah tangga, ekonomi, pendidikan dan lain-lain maka lihatlah hati kamu, tapi kalau kamu melihatnya kekuatan kamu sendiri maka kamu jauh dari Allah. Doa abu madyan setiap pagi “ya Allah ini aku berada diwaktu pagi tidak ada yang menguasai diriku untuk kebaikan atau menolak bahaya atau mati atau hidup, atau bangkit sesudah mati atau sesudah hidup dan aku tidak dapat mengambil kecuali apa yang Kau beri, dan tidak dapat menghindari sesuatu kecuali yang Engkau hindarkan, ya Allah pimpinlah aku, kepada jalan yang Engkau ridhoi yang Engkau restui baik dalam perkataan atau amal perbuatan didalam taat kepadaMu, sungguh Engkau yang besar karunianNya”

“Robbi farfa’na bibarqatihim, wa minal khusna bikhurmatihim, wa amitna fi toriqotihim, wa mu’afati minal fithani”.

1 comment:

  1. Assalamualaikum saudara Royyan,

    Saya kepingin tahu kedudukan dan huraian dari segi akidah dan syariyah mengenai amalan memilik pendamping seperti djin islam. Juga memiliki ilmu-ilmu ghaib seperti kebal dan ruwatan yang mana ilmunya adalah dengan memiliki pendamping (djin islam). Gimana pula dengan amalan menarik uang secara gaib. Terima kasih saudara Royyan.

    - Rusdan

    ReplyDelete