Thursday, March 12, 2009

Makna Sebuah Permohonan


"Janganlah kamu menuntut Tuhanmu karena belum diterimanya permintaanmu tetapi tuntutlah diri kamu sendiri karena kurangnya tatakrama dalam berdo'a" permintaan seorang hamba itu bentuknya ada yang batin contohnya permohonan ilmu, rahasia keTuhanan (al asrorr ilahiyah) seperti terjadinya bencana alam, permohonan kema'rifatan (alma'arif) seperti permintaan tobat. bentuk yang kedua permohonan dzahir contohnya permohonan rezeqi (al mal), tujuan dunia seperti mencari kedudukan (ar jah), usaha (al kasbu).


Adapun permohonan itu harus disertai dengan tatakrama (ma'a khusnil adabi) dan ada pula permohonan kepada Allah yang tidak disertai tatakrama ( ma'a su'il adabi).
Cara-cara doa ma'a khusnil adabi yaitu
1. berdoa dengan diniati ibadah, jadi tidak untuk memperoleh tujuan, jadi berdoa hanya semata-mata ibadah, untuk melaksanakan perintah Allah "ud'uni astajib lakum".
2. dibabul ijabah, ditrima tidaknya atau lambat atau cepetnya ditrima oleh Allah kita serahkan sepenuhnya kepada Allah tidak boleh menuntut, karena Allah mempunya sifat "yaf'alu ma yasya'" berbuat apa yang dikehendaki dan "yahkumu ma yurid" dan menetapkan apa yang dikehendaki dan "la yusalu 'amma yaf'alu" tidak bisa dituntut tentang apa yang Ia buat.
3. apabila seorang hamba sudah bisa melaksanakan adab berdoa secara sempurna "kamalil adab" maka dia akan mendapatkan puncak yang tujuannya, disebut istiqomah. Karena yang dituntut Allah kepada hamba istiqomah sedang yang dituntut hamba kepada Allah yaitu karomah.
Bentuk-bentuk do'a ma'a suil adabi yaitu :
1. Menuntut harus diijabahi (ditrima), menunjukan do'anya bukan semata-mata ibadah tetapi karena kepentingan pribadi.
2. menuntut agar doanya cepet-cepet diijabahi (sur'atul ijabah) tidak adanya kesabaran.
3. mempunyai I'tikad keyakinan bahwa Allah tidak menerima do'anya.

Jadi kita sebagai hamba harus bertawakal berpasrah diri karena diterima apa tidaknya atau terlambat atau cepatnya doa ditrima itu semuanya hak Allah jadi janganlah kita menuntut apapun kepada Allah. Diriwayatkan bahwasannya Nabi Muhammad ketika beliau memohon kepada Allah tentang letak qiblat dipindah dari baitul maqdis ke baitul harom, karena suatu saat pernah rosulullah berdialog dengan orang yahudi dan beliau tidak mau kalau nanti kiblatnya orang islam (umatnya) sama dengan orang yahudi dibaitul maqdis. Beliau berdo'a selama 480 hari, dan beliau tidak ada rasa putus asa untuk tetap memohon kepada Allah menunggu ditrima oleh Allah do'anya,

Itulah perjalanan seorang hamba dalam sebuah permohonan semuanya harus diserahkan kepada Allah (tawakal 'ala Allah) baik diterima tidaknya atau cepat terlambatnya doa kita, waktu dan tempat ijabah Allah. Yang terpenting kita harus menyakini bahwa Allah pasti menerima setiap permohonan hamba-hambanya "ud'uni astajiblakum".

No comments:

Post a Comment