Friday, April 24, 2009

Kenikmatan Hakiki


Kenikmatan yang hakiki (sebenarnya) adalah kenikmatan yang dihadapkan dengan hal-hal ‘ubudiyah (ibadah), tetapi bagi kita mendapatkan kenikmatan yang sempurna (yang besar) dari Allah yang berhubungan dengan harta benda, jabatan kekuasaan, tetapi sebenarnya itu semua adalah cobaan yang besar dari Allah, salah satu kenikmatan yang hakiki yaitu kenikmatan ta’at kepada Allah, maksud taat yaitu bisa menjalankan perintah-Nya dan bisa menjauhi larangan-Nya. Dan dalam menjalankan ketaatan kepada Allah harus bermodalkan istiqomah, karena istiqomah adalah satu macam ibadah yang diistiqomahkan lebih bagus dari pada dua ribu karomah, maksud karomah adalah kelebihan yang diberikan oleh Allah kepada orang yang dikehendaki-Nya yang berbeda dari adat kebiasaan manusia, seperti melihat alam gaib dan lain sebaginya.
Istiqomah lebih bagus atau lebih utama dari pada karomah karena istiqomah adalah melaksanakan tuntutannya Allah kepada manusia sedang karomah tuntutan nafsu kepada manusia, makanya dalam beribadah janganlah banyak berharap atau berangan-angan untuk mendapatkan kelebihan yang keluar dari adat atau dalam hal-hal kedunawiyan, semuanya adalah tuntutan nafsu kepada manusia itu sendiri. Dan semua ibadah yang bermodalkan istiqomah semuanya akan ada astar (pengruhnya) dari Allah, kalau seandainya manusia itu seorang waliyullah maka akan diberikan karomah sedang kalau sebagai manusia biasa makan akan mendapatkan ma’unah dan kebahagiaan dunia akhirat, kesimpulannya istiqomah pasti mendapatkan karomah sedang karomah belum tentu.
Kembali ke taat bahwasanya maksud taat yaitu bisa melaksanakan perintah dan meninggalkan larangan Allah secara lahiriyah, seperti menjalankan sholat jama’ah, membaca qur’an, shodaqoh, berdzikir dan meninggalkan maksiat, berzina, mencuri dan lain sebagainya semuanya ini yang dimaksud taat secara lahiriyah. Sedang secara batin yaitu menjaga Allah didalam keinginan menempuh cita-cita tidak menjaga amalnya. Dan orang yang seperti ini orang yang berderajat abrorr, karena abror adalah orang yang banyak melakukan ibadah lahiriyah dan mempunya tujuan (cita-cita) yaitu selamat dari neraka dan masuk syurga. Dan golongan abror disebut ghinnan bihi ‘anha (menjaga Allah tapi tidak menjaga taat) hematnya tidak menjaga amal tapi menjaga pertolongan Allah. Sebagi contoh janganlah kita menjaga sholat (dalam artian bukannya tidak sholat) karena kita ada cacatnya seperti lupa syarat dan rukunnya, ada maksud ria dan lain sebagainya, tetapi yang dimaksud disini menjaga pertolongan Allah, “ya Allah hamba memohon selamat dari siksa neraka, tetapi yang saya jaga adalah rahmat-Mu, hamba tidak menjaga amal hamba karena amal hamba banyak cacatnya, banyak kekurangannya maka yang hamba jaga sifat pengasih dan pemurah-Mu”. “Allhummah inna nasaluka ridloka wal jannah wana’udzubika min sakhotika wannar..” karena semua yang kita lakukan dalam beribadah ini semata-mata bukan karena kekuatan kita sendiri tetapi karena pertolongan Allah, ini semua permohonan dari orang Abrorr.
Yang menyelamatkan manusia dari neraka dan memasukkan manusia ke syurga bukanlah karena amalnya tetapi karena Allah semuanya, sedang amal hanyalah asbab (sebab atau pelantara), dan sebab ini tidak menciptakan tetapi yang menciptakan Allah contoh logikanya rumah tidak kecurian bukanlah karena kunci atau satpam tetapi itu semuanya karena Allah, kuci dan satpam hanya asbab, tetapi banyak juga ada kunci dan penjagaan ketat scurity tetap saja kecurian.
Jadi kenikmatan yang sangat bernilai yang diberikan kepada kita bukanlah harta benda tetapi kenikmatan iman maka dimata Allah nilai dunia tidak semahal sayap nyamuk oleh karena itu tidak salah kalau didunia orang non muslim banyak yang kaya sandang pangan, tetapi orang islam banyak yang kurang sandang pangan, tetapi kenikmatan yang diberikan Allah kepada kaum muslim adalah kenikmatan iman dan islam yang nilainya sangat tinggi dari pada harta yang berwujud didunia ini. Dan barang siapa yang selalu bersyukur akan iman yang diberikan Allah dan menggunakan keimanan tersebuat dengan taat dan semata-mata mencari ridho Allah maka dunia akan ikut dengan sendirinya.

Wednesday, April 22, 2009

Bagaimana Cara Mengetahui Kedudukan Manusia diSisi Allah ?


Orang yang tergolong ‘ammah yaitu bisa dilihat dari tindakan amalnya halal apa haram, ta’at apa maksiat. Dan orang-orang ‘ammah itu bisa diukur dari amalnya, dan mereka bisa memahami bahwa besok hari itu saya celaka apa bahagia, mereka beramal tapi dalam fikirannya apa nanti dihari akhirat saya ini neraka apa syurga? Hal-hal itu bisa diketahui kedudukan kita didunia, kalau seandainya apa-apa didunia ini yang kita lakukan semata-mata hanya mencari keridhoan Allah maka kita akan bisa masuk syurga yaitu mengerjakan apa yang diperintah Allah dan meninggalkan apa yang dilarang Allah. Contohnya didalam hadis diceritakan bahwa “ man kana lahu mallun faltashodaq bimalli waman kana lahu ‘ilmu fatashodaq bi’ilmi, wa man kana lahu quwatun fatashodaq biquwati” kesimpulannya ibadah sesuai dengan kemampuanya dan barang siapa yang melakukan semata-mata hanya mencari kerihoan Allah, ingsyaAllah menjadi ahli sa’adah (bahagia). Dan sebaliknya kalau melakukan hal-hal yang tidak diridhoai Allah maka jelas nanti jadi ahli celaka.
Orang yang tergolong khosoh terbagi menjadi dua muqorrobun (orang yang dekat dengan Allah) dan abror (kedudukannya masih dekat dengan golongan ‘ammah tetapi ibadahnya banyak dan bertujuan kesalamatan dari celaka dan bertujuan masuk syurga) tetapi ibadahnya kebanyakannya ibadah lahiriyah seperti membaca qur’an, sholat berjamaah. Sedang yang muqorubun termasuk mukhibbin (yang suka dengan Allah) dan ‘arifin ( orang ahli ma’rifat) dan kebanyakan ibadahnya tidak kelihatan, kebanyakan ibadah hati seperti ikhlas, tawadu’, qona’ah dan lain sebagainya. Dan orang-orang yang ibadah bertujuan untuk kepentingan dunia termasuk golongan halikin (orang-orang yang rusak) atau gofilin (orang yang lupa dengan Allah).
Sedang orang yang termasuk golongan mukasyafah maka mereka berkat ibadahnya yang tulus akan diberikan kelebihan bias mendengar suara-suara gaib atau penglihatan alam-alam gaib karena sudah dibuka mata batinnya, seperti alam gaib jabarut termasuk alam barjah, alam kubur yaitu alam yang dimana didalamnya penghuninya bisa melihat alam syahadah atau alam dunia umumnya penghuni alam ini alam jin, yang kedua alam gaib malakut yaitu alam arwah-arwah manusia yang telah meninggal, yang termasuk orang-orang sholihin, para malaikat.
Untuk mengetahui derajat kita disisi Allah bisa diketahui dengan melihat pada diri kita, bahwa kedudukan Allah dihati kita, sandainya kedudukan allah didalam hati kita Agung, segala sesuatu yang kita kerjakan semata-mata karena Allah tidak ada yang lain maka ingsya Allah kita termasuk orang-orang yang muqorobun, didalam hadis diceritakan “man qola “Laa ilaaha Ilallah” kholisan minqolbihi wa maddaha bitaqwim gofarallahu lahu arba’ata alafin danbi minal kabair”. barang siapa yang mengucapkan lafad laa ilaaha illallah ihlas didalam hatinya dan membacanya dengan panjang maka diampuni baginya empat ratus ribu dosa-dosa besar. Sebaliknya kalau segala-gala yang kita kerjakan tidak semata-mata karena Allah maka ketahuilah kedudukan kita disisi Allah juga rendah karena kedudukan Allah dihati kita kalah dengan kepentingan-kepentingan dunia, maka kita termasuk golongan orang-orang celaka.
Diceritakan fudail bin ‘iyat RA, berkata “sesungguhnya seorang hamba dapat melakukan taat beribadah kepada allah itu hanya menurut kedudukannya disisi Allah atau perasaan imannya terhadap Allah, atau kedudukan Allah didalam hatinya”. Disini bisa mengukur nilai ibadah seseorang apa lemah atau kuat, bisa dilihat dari kedudukan Allah dihati manusia itu sendiri, atau dilihat dari kedudukan iman kita kepada Allah. Juga wahab bin munabih berkata “saya telah membaca kitab-kitab Allah yang terdahulu, ditemukan bacaan “wahai anak adam taatilah perintahKu dan jangan engkau beritahukan kepadaKu apa yang jadi kebutuhanmu, yakni engkau jangan mengajari Aku apakah yang paling baik bagimu sesungguhnya Aku sudah mengetahui kepentingan hambaKu, Aku memuliakan siapa yang patuh pada perintahKu dan menghinakan kepada siapa yang meremehkan perintahKu aku tidak menghiraukan kepentingan hambaKu sehingga hambaKu mau memperhatikan hakKu”. Dari perkataan dua orang sholihin ini kita bias berkesimpulan bahwa segala sesuatu kita harus memperhatikan segala perintah Allah sehingga Allah akan memperhatikan kondisi kita, kebutuhan kita dan harapan kita maka orang-orang sholeh dahulu setiap berdoa “inna khaliy takfika ‘an sualiy” Ya Allah sesungguhnya kondisiku cukup untuk menjadi permohonanku.

Friday, April 17, 2009

SIFAT-SIFAT KHUSUSIAH PARA WALI


Sifat rohman rohim Allah adakalanya dilihatkan dengan cara menutupi sifat-sifat khusus kewaliyaan hambaNya dan adakalanya dilihatkan dengan cara menampakan gejala-gejala sifat khusus kewaliyan hambaNya , Maha suci Allah yang telah menutupi rahasia-rahasia keistimewaan seorang wali dengan nampaknya sifat-sifat yang umum pada manusia dan telah jelas terlihat kebesaran Allah dengan menunjukan kepada manusia sifat-sifat kehambaan dan kerendahan mahlukNya. waliyullah mempunyai sifat-sifat khusus yang berupa ‘ulum ma’arif asror, ‘ulum adalah mengerti sifat-sifat kerahasian apapun yang diciptakan Allah. Contohnya seorang wali bisa membaca pikiran-pikiran orang lain. Sedang tanda-tanda orang ma’rifat adalah salah satunya orang yang bisa mengungkapkan isi hatinya padahal orang tersebut tidak bicara.

Tetapi sifat-sifat khusus kewaliyan seseorang itu ditutupi oleh Allah dengan sifat-sifat basyariyah yaitu sifat-sifat umumnya manusia, contohnya banyak seorang wali seperti menjadi gelandangan, orang gila, pengemis dan lain-lain ini semuanya karena ditutup oleh Allah sifat-sifat khusus kewaliyannya untuk menyesuaikan kondisi-kondisi yang berlaku manusia dan sifat-sifat yang umum pada manusia. Kalau seorang wali tersebut dilihatkan sifat-sifat kewaliyaannya maka bisa jadi akan disembah-sembah, ditaati dan dipuja-puji. Bahkan ditutupi sifat kewaliyan tersebut dengan kondisi-kondisi manusia seperti bekerja karena bekerja juga suatu hal yang diwajibkan oleh Allah seperti kewajibannya mencari ilmu karena logikanya ibadah tanpa ilmu sia-sia, juga ibadah tanpa modal makan minum dan pakaian untuk nutupi ‘auratnya dia juga sia-sia ibadahnya. Maka banyak seorang wali yang bekerja seperti berdagang, bertani, nelayan dan sebaginya.
Ada juga para auliya yang ditampakan sifat-sifat khusus kewaliyannya tetapi hanya pengaruh-pengaruh dari sifat-sifat khusus tersebut seperti para da’i yang menyebarkan agama islam karena mereka mempunyai misi untuk mengemban amanah berdakwah, contohnya penyebar agama islam diindonesia yaitu wali sembilan. Sebelum nabi adam turun ke bumi diceritakan bahwa yang menempatin bumi ini adalah bangsa jin yang dikelompokin menjadi abal jan dan banul jan dan dari 2 kelompok tersebut bertempur terus tidak pernah bersahabat, kemudian malaikat menanyakan kepada Allah apa akan membuat orang untuk menjadikan kholifah dibumi yang selalu yasfiquddima (pertumpahan darah), akhirnya Allah memerintah yang bernama ‘azajil yang memimpin para malaikat jibril mikail izroil dan malaikat yang lainnya, untuk menaklukan abal jan dan janul jan dibumi ini, kemudian setelah ditaklukan akhirnya Allah menciptakan nabi Adam, diantara ‘azajil, malaikat dan adam diberikan ilmu oleh Allah karena tujuannya untuk menjadikan kholifah dibumi, setelah diuji ternyata yang lulus dari ujian tersebut adalah nabi Adam akhirnya semuanya diperintah Allah untuk sujud penghormatan kepada Adam “fasajaduu illa Iblis”, akhirnya semuanya sujud kecuali ‘azajil (bangsa Iblis) mereka sombong dan membangkang “aba wastakbaro”.
Jadi bumi ini dihuni oleh manusia itu baru sekitar 7000 tahun sedang berjuta-juta tahun sebelumnya yang menghuni mahluk Allah yang lainnya seperti abal jan dan janul jan, ‘azajil dan yang lainnya, sedang bumi tinggal kiamatnya saja kesimpulanya manusia tinggal dibumi sebagai penghuni terakhir. Kemabali tentang para da’i diindonesia diceritakan sumber sejarah para da’i penyebar agam islam sumbernya dari jamaluddin khusein kubro beliau adalah sultoni auliyah, beliau dikubur di maqom baqi’ madinah, nasabnya jamaludien khusein kubro bin abdillah khon bin abdul malik bin ‘ali alwi bin Muhammad bin ubaidillah bin ahmad muhajir bin isa al bashori bin muhammad annaqib bin ‘ali aluraybi bin ja’far shodiq bin Muhammad al-baqir, dan beliau berkeliling berdakwah dipulau jawa ini salah satu sumbernya diblitar ada maqom albaqir dan dimatren dekat laut serta di tuban ada juga maqom albaqir, beliau nasabnya muhamad albaqir bin ‘ali zainal ‘abidin bin khusein bin fatimah binti nabi Muhammad. Kemudian diteruskan oleh wali sembilan, salah satu bukti datangnya penyebar islam sebelum wali sembilan dari sumber khusein alqubro itu seperti siti fatimah binti maemun tahun 334, wali guruh dan lainnya.
Jamaludin alqubro mempunyai anak namanya zaiul barokat yang menurunkan maulana malik ibrohiem dan zainul ‘alim menurunkan syekh syarif hidayatullah cirebon, samar kondi menurunkan sunan Ampel, raden santri, maulana iskhaq. Jadi semuanya para da’i Indonesia bersumber dari jamaludin alkubro dari hadromaut yaman. Dan da’i-da’i tersebut sifat-sifat khususiahnya ditampakkan oleh Allah, yang biasa diceritakan di sejarah wali sembilan yang mempunyai beberapa kelebihan.

Friday, April 3, 2009

Pengalaman Rukhaniah


setiap manusia pasti mengalami pengalamn-pengalaman rukhani yang tidak berhubungan dengan akal pikiran tapi berhubungan dengan hati yang telah diberikan oleh manusia, pengalaman-pengalaman rukhani ini terdiri dari berbagai istilah diantaranya istilah isyaruh, ibaroh, alfana, maqomul jam'i, dan maqom fana dan maqom baqo. orang-orang yang sudah mencapai ma'rifat bukanlah orang yang ketika mendapatkan isyaroh tentang rahasianya Allah, merasa bahwa zat Allah yang haq lebih dekat dengan dirinya daripada isyarohnya, tapi orang yang ma'rifat adalah orang yang tidak punya isyaroh karena dirinya sirna didalam wujudnya dan wujudnya tertutup dengan Allah. didalam syair arab dalam bahsa tasyawuf diterangkan bahwa "pecahlah bulan karena ditunjuk Nabi, dan malam menjadi gelap didalam menolong Nabi" kita ambil penjelasan disini bahwa yang dimaksud isyaroh petunjuknya nabi tapi maknanya menerangkan sesuatu yang belum jelas, sedang ibaroh adalah menerangkan sesuatu yang sudah jelas.

Contoh kecil ada seorang pemuda diminta oleh seorang bapak untuk dijadikan keluarga, dan ini belum jelas dijadikan keluarga bisa dijadikan pembantunya, pekerjanya dan lain-lain yang penting dalam luang lingkup kehidupan keluarga, inilah contoh kecil isyaroh jadi sesuatu yang belum jelas, tetapi ketika seorang bapak itu diminta untuk dijadikan mantunya maka ini sudah jelas dan disebut ibaroh. tetapi penjelsan yang kususnya bahwa isyaroh dalam luang lingkup ilmu laduni, membuka tabir rahasia Allah, hanya orang-orang yang tertentu saja yang mendapatkan dan bisa membuka isyaroh tersebut, dan hubungannya dengan apa yang dirahasiakan hati, perasaan batin hati ini disebut aghwat, dan terbagi menjadi dua perasaan dzautiyah dhohiriyah dan dzautiyah bathiniyah.

perasaan yang dirasakan degan panca indra disebut dzautiyah dhohiriyah sedang perasaan yang dirasakan dengan hati disebut dzautiyah batiniyah dan ahli tasawuf menggunakan perasaan-perasaan ini dengan isyaroh, bagi mereka semuanya 'aurat karena tidak boleh dibicarakan dengan orang lain, alasannya karena rahasia-rahasia Allah itu 'aurat hanya dirasakan oleh dirinya sendiri.

sedang istilah maqom jam'i yaitu istilah lain wihdatul wujud, tapi wujudnya Allah tidak dicampur dengan wujud-wujud yang lain, tetapi orang-orang ahli tasawuf menggunakan istilah setelah mendapatkan pegalaman-pengalamn, jelasnya walaupun Dia (Allah) menyerupai wujud apa saja tetapi tidak tampak (asror), kalau seseorang menggunakan istilah ini dengan ibaroh maka akan dihukum mati contohnya syeikh siti jenar. saking tingginya peresapan dzikirannya sampe dia merasa sudah tidak ada, segala yang ia lakukan baik dalam ibadah ataupun pekerjaan lahiriyah manusia merasa dia sudah tidak ada, bahkan dia tidak tahu apa dia sudah berada dimaqom derajat 'abid atau murid, atau 'arif inilah istilah maqom jam'i atau farqi, maka maqom jam'i ini dinamakan maqom sirna. jadi istilah isyaroh merasa Allah lebih deket daripada isyarohnya atau ketika manusia mendapatkan hal-hal asror kerahasiaan Allah dan dia merasa Allah itu lebih deket daripada isyarohnya maka dia belum disebut ahli ma'rifat, sebab tidak bisa membedakan perkara tiga yaitu pertama orang yang mendapatkan isyaroh pada dirinya yang merasakan asror, yang kedua dzat yang diisyarohkan yaitu Allah yang ketiga perasaan yang dirasakan hal-hal asror tersebut. jadi orang yang ahli ma'rifat itu dia tidak merasakan hal-hal isyaroh tersebut yang dirasakan sirna.

Imam Ghozali mersakan ketakutan yang dalam sehingga dia lari ke hutan karena dikejar-kejar macan sampe tidak merasakan jatuh, ketusuk duri dan sebagainya. itu contoh perasaan yang sudah sirna yang ada hanyalah aman dari kejaran macan. orang yang sudah mendapatkan maqom ma'rifat yang haqiqi yanitu dia sudah mencapai aqom fana karena merasa dirinya sudah tidak ada yang ada didalam hatinya adalah Allah. setelah maqom fana naik ke maqom baqo. diceritakan abu bakar assidiq dengan syaidah siti 'aisyah ketika itu beliau mendapatkan undian bepergian dengan Rosulullah, ketika itu nabi mau berangkat berperang, diceritakan siti 'aisyah mau buang hajat dan ontanya yang dikendarai ditinggal, akhirnya beliau ketinggalan rombongan. ada seorang sahabat namanya sofwan yang ditugaskan untuk meneliti barang-barang yang ketinggalan dan ditemukan siti 'aisyah, kemudian diantar pulang, mereka berjalan berdua dan ditemukan oleh ubay bin salul salah satu pimpinan orang-orang munafik dan menyebarkan berita bohong bahwa siti 'aisyah digosipkan dengan sahabat sofwan tersebut, dan menyebarlah berita tersebut bahkan sahabat 'ali RA mempercayai berita tersebut. sampe nabi muhammad malu keluaran, kemudian turun ayat baro'ah untuk menyelesaikan permaslahan berita bohong tersebut. siti 'aisyah sudah sirna yang ada hanyalah harapan pertolongan dari Allah akhirnya abu bakar meminta siti 'aisyah untuk bersujud syukur. itulah sahabat abu bakar sudah mencapai maqom baqo, melihat Allah dan melihat rosul nampak, tapi maksud nampak bukanlah wujud Allah tetapi diberikan kema'rifatan bahwa Allah akan meberikan pertolongan kepada putrinya.

diceritakan husein mansur alkhalaj mengatakan "ma fil jubah illa Allah" tidak ada didalam jubah kecuali Allah karena beliau merasa sudah sirna tetapi bagi ahli taukhid itu syirik sedang bagi yang ahli maqom fana itu benar, akhirnya beliau dihukum pancung dan ketika dipancung keluar darah bertuliskan la ilaha illa Allah. dan orang yang sudah mencapai maqom fana kalau berbicara ada bisikan sirr Allah lewat lisan-Nya, sekali ngomong ingsyaAllah mustajab. sedang maqom farqi(pisah) disebut juga maqom baqo yaitu seperti kita sebagai orang awwam atau ahlul khijab jadi belum mendapatkan asrornya Allah.